Sapardi Djoko Damono

  • Copy Image
    Sapardi Djoko Damono quote. aku ingin mencintaimu dengan sederhana;dengan kata yang tak sempat diucapkankayu kepada api yang menjadikannya abuaku ingin mencintaimu dengan sederhana;dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

    aku ingin mencintaimu dengan sederhana;dengan kata yang tak sempat diucapkankayu kepada api yang menjadikannya abuaku ingin mencintaimu dengan sederhana;dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

    Sapardi Djoko Damono
    Moms Typewriter
    A
    A
  • Copy Image
    Sapardi Djoko Damono quote. Aku mencintaimu.Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakankeselamatanmu

    Aku mencintaimu.Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakankeselamatanmu

    Sapardi Djoko Damono
    Moms Typewriter
    A
    A
  • Copy Image
    Sapardi Djoko Damono quote. The day will comeWhen my body no longer existsBut in the lines of this poemI will never let you be aloneThe day will comeWhen my voice is no longer heardBut within the words of this poemI will continue to watch over youThe day will comeWhen my dreams are no longer knownBut in the spaces found in the letters of this poemI will never tired of looking for you

    The day will comeWhen my body no longer existsBut in the lines of this poemI will never let you be aloneThe day will comeWhen my voice is no longer heardBut within the words of this poemI will continue to watch over youThe day will comeWhen my dreams are no longer knownBut in the spaces found in the letters of this poemI will never tired of looking for you

    Sapardi Djoko Damono
    Moms Typewriter
    A
    A
  • Copy Image
    Sapardi Djoko Damono quote. Sajak kecil tentang cintaMencintai angin harus menjadi siut...Mencintai air harus menjadi ricik...Mencintai gunung harus menjadi terjal...Mencintai api harus menjadi jilat...Mencintai cakrawala harus menebas jarak...MencintaiMu harus menjadi aku

    Sajak kecil tentang cintaMencintai angin harus menjadi siut...Mencintai air harus menjadi ricik...Mencintai gunung harus menjadi terjal...Mencintai api harus menjadi jilat...Mencintai cakrawala harus menebas jarak...MencintaiMu harus menjadi aku

    Sapardi Djoko Damono
    Moms Typewriter
    A
    A
  • Copy Image
    Sapardi Djoko Damono quote. Dalam DoakuDalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suaraKetika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari manaDalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga ituMaghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnyadi rambut, dahi, dan bulu-bulu matakuDalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasiademi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupankuAku mencintaimu..Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu(1989)

    Dalam DoakuDalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suaraKetika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari manaDalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga ituMaghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnyadi rambut, dahi, dan bulu-bulu matakuDalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasiademi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupankuAku mencintaimu..Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu(1989)

    Sapardi Djoko Damono
    Moms Typewriter
    A
    A
loader
Post as Image: